Bukan yang terjadi kepadamu yang penting, tapi apa yang kau lakukan karena yang terjadi itu.


Engkau yang memendam benci dan dendam, siapakah yang selama ini telah terbakar hatinya?
Yang kau benci dan kau dendam itu bahkan mungkin tak mengetahui engkau sedang meregang dalam panggangan panasnya hatimu sendiri.
Yang kau benci itu bisa saja sekarang sudah menjadi orang yang jauh lebih baik daripada dulu, dan sekarang sudah menerima sinar kebaikan Tuhan dan hidup dalam kepatuhan yang baik kepada Tuhan.
Lalu, mengapakah engkau tetap menjadi pribadi yang sama dengan yang pantas dilukai di masa lalu itu?
Apakah engkau sudah membaik, dengan menjadikan hatimu damai dan pemaaf, dengan membersihkan pikiranmu dari siasat untuk membalas dendam?
Atau apakah engkau masih sama seperti dulu, yang masih pantas untuk menerima perlakuan buruk yang sama, bahkan dari orang lain yang baru kau kenal hari ini?
Keburukan yang terjadi kepadamu yang menjadikanmu lebih baik, adalah kebaikan.
Kebaikan yang menjadikanmu buruk, adalah nikmat Tuhan yang kau dustakan dan kau jadikan sebagai jalan keburukan.
Apakah engkau berencana menggunakan diri lama-mu itu – yang bahkan tidak sesuai untuk masa lalumu, sebagai pribadimu di masa depan?
Sudahlah. Padamkanlah api benci dan dendammu itu dengan keberserahan kepada Tuhan.
Sesungguhnya jika engkau beriman, engkau tak akan merasa khawatir dan takut, karena tidak ada yang terjadi yang tidak diijinkan oleh Tuhan. Dan yang diijinkan terjadi, adalah selalu dengan tujuan untuk memuliakanmu.
Maka ingatlah ini,
Bukan yang terjadi kepadamu yang penting, tapi apa yang kau lakukan karena yang terjadi itu.
Engkau beriman, maka berlakulah dengan keindahan pribadi seorang yang beriman.
_Mario Teguh

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.